Langsung ke konten utama

Puisi corona segera pulang



Puisi renungan jiwa
Oleh : ihcsan yusuf (Ruang memori)

Ada apa dengan saat ini
Oh Ada apa dengan tahun ini
Bulan april 2020 tahun ini
Entah apa yang akan terjadi

Corona....
Engkau datang tanpa bilang-bilang
Engkau datang membuat panik dan takut semua orang
Engkau datang merubah semua keadaan
Padahal, engkau bukan tuhan

Corona...
Semakin hari membuat semua orang penasaran
Semuanya membicarakan tentang dirimu
Kedatanganmu membuat mekah menjadi sepi
Dimana-mana Masjid, tempat ibadah mejadi sepi

Corona..
Sudah selesaikah tugasmu
Kenapa tidak segera pulang
Oh kenapa tidak segera pulang
Engkau datang telah banyak memberikan kami pelajaran
Mengingatkan untuk kembali ke jalan tuhan

Corona..
Pulanglah kembali ke asalmu
Semua orang sudah menanti bulan yang suci
Semua orang sudah menanti hari yang fitri
Corona, pulanglah ....... ke asalmu



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-puisi Pengantar Jiwa Bagian 1

Suruhan Malaikat Izrail Oleh : Sanita Nurvia Sepagi ini, datang bergulir kabar-kabar orang sakit Seperti rintik hujan yang terus membasahi tanah Dan membuat pemandangan menggemaskan Tentang virus yang menggemparkan banyak orang Tentang kematian yang membuat ketakutan Dari kota ke kota, pulau ke pulau, bahkan negara ke negara Wahai yang tidak berwujud tapi membuat resah... Wajahmu seperti apa kami tidak tahu Wujudmu juga tidak pernah tampak Kau seperti suruhan malaikat Izrail yang datang berbondong-bondong dan menodong kepanikan Untuk mengingatkan kami, Bahwa kami sudah terlampau jauh tersesat dari jalan-Nya Bahwa kami sering lupa jika masih ada Dia yang selalu menemani kami di setiap nafas Dan bahwa sebaik-baik obat itu selalu bersama-Nya Wahai Sang Pencipta Segala Penyakit... Kau pasti mendatangkan kesembuhan Dari arah yang tidak disangka-sangka Kau pasti musnahkan penyakit Tanpa kami menyadarinya Maka, Jangan goyahkan keyakinan kami karena makhlukmu yang...

PUISI CAHAYA ALQUR'AN, RENUNGAN HATI

CAHAYA ALQUR’AN Ketika mata tak bisa memandang Ketika telinga tak lagi mendengar Ketika lidah tak bisa merasakan Ketika hati begitu sulit untuk merasakan Yaa allah, dunia ini semakin lama terlihat gelap Dunia ini semakin lama semakin sunyi Dunia ini semakin lama tak bisa di rasakan Entah apa yang terjadi pada hati ini ya allah Begitu besar dosa ini menutupi mata Begitu keras dosa ini menutupi telinga Begitu tebal dosa ini menyelimuti hati Dosa apa yang ada dalam diri ini ya allah Langit mulai petang Matahari tak bersinar Bulan tertutup awan Tiada cahaya melaikan cahaya Alqur’an Alqur’an Meluruskan pandangan Menenangkan pikiran Menerangi hati yang gelap karena dosa Membaca Alqur’an  bagaikan melihat matahari tiada malam OLEH : Sarwoko/Ihcsan Yusuf